Minggu, 22 Mei 2016

Taubat, Jalan Manusia untuk Kembali (1)

Taubat, Jalan Manusia untuk Kembali 
 
Salah satu hal yang selalu ada dalam diri manusia adalah kecenderungan untuk mencari Tuhan dan menyembah-Nya. Fitrah manusia cenderung kepadaperbuatan-perbuatan baik dan perilaku yang diridhai oleh Allah Swt. Namun terkadang manusia tenggelam dalam bisikan-bisikan setan dan memilih jalan yang sesat. Dalam kondisi tersebut manusia tidak akan mentaati perintah Tuhan dan tergelincir ke dalam lembah dosa. Meski demikian, Allah Swt tidak akan membiarkan manusia dalam kondisi seperti itu dan Dia telah menunjukkan jalan kepadamanusia untuk kembali ke jalan yang lurus.

Taubat adalah salah satu jalan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu dan mencapai ketenangan dalam diri manusia. Taubat secara harfiah bermakna kembali,dan menurut istilah, taubatadalah kembali dari melakukan maksiat dan dosa atau meninggalkan perbuatan dosa itu. Artinya,ruh dan jiwa manusia yang sebelumnyatelahmelewati kehidupan dengan serangkaian sifat-sifat dan kebiasaan buruk, namun setelah terjadi perubahan dalam dirinya, ia meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk itu dan kembali ke jalan yang benar. Imam Ali as berkata, "Setiap engkau melakukan dosa segeralah bertaubat untuk menghapusnya. "

Akhlak yang buruk dan dosa akan membuat hati manusia menjadi gelap dan menghalangi jalannya untuk mencapai kesempurnaanyang merupakan tujuan penciptaan manusia. Akal dan fitrah manusia mengatakan bahwa untuk menjauhi dosa, manusia harus bergerak dan berusahasemaksimal mungkin. Jika tidak, maka titik-titik hitam dosa tersebut sedikit demi sedikit akan menutupi hati manusia dan ia akan jauh dari fitrah sucinya danbahkanterperangkap ke dalam kegelapan.

Jika manusia tidak berusaha untuk menghilangkan kegelapan yang menyelimutinya maka keburukan akan mendominasi hatinya,dantentunyasecara bertahap ia akan jauh dari hakikat keberadaan dan sifat kemanusiaannya. Allah Swt dalam Surat al-Mutaffifin Ayat 14 berfirman, "Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya telah menodai (menutupi) atas hati mereka apa yang selalu mereka usahakan itu. "

Salah satu penyebab sebagian manusia tidak melihat dan menerima kebenaran agama adalah dikarenakan hati mereka diselimuti oleh kegelapan dan noda akibat perbuatan dosa mereka. Cermin yang terkena debu tidak akan pernah dapat memantulkan cahaya kebenaran, bahkan tidak akan mampu menunjukkan sesuatu apapun. Oleh karena itu, sebelum noda tersebut menutupi hati manusia, ia harus berusaha untuk menghapusnya.

***
 
Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar