Minggu, 22 Mei 2016

Taubat, Jalan Manusia untuk Kembali (2)

http://zubairitrainer.com/wp-content/uploads/2013/09/taubat.jpg 

***
 
Taubat adalah kembali dari dosa dan bergerak menuju Tuhan. Ketika orang yang berbuat dosa menyadari bahwa pintu taubat terbuka dan ada jalan untuk kembali maka ia tidak akan berputus asa darirahmat Allah Swt. Taubat dalam al-Quran memiliki posisi khusus, di mana banyak ayat al-Quran yang mengisyaratkan tentang taubat dan manfaatnya.

Allah Swt telah memberikan harapan pengampunan dan rahmat-Nya bagi mereka yang telah melakukan dosa. Hal itu dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran. Dalam Surat az-Zumar Ayat 53, Allah Swt berfirman, "Katakanlah, ?Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (bagi orang yang bertobat).` Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dalam ayat tersebut, Allah Swt menyebut dosa sebagai sebuah penindasan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya terhadap diri mereka sendiri. Allah Swt menegaskan bahwa orang-orang yang berbuat dosa tidak seharusnya berputus asa terhadap rahmat dan ampunan-Nya, sebab putus asa terhadap rahmat Allah Swt adalah sebuah dosa besar. Oleh karena itu, pandangan tentang harapan dan pengampunan sangat luas di dalam Islam.

Meski Allah Swt membuka selebar-lebarnya pintu taubat, namun taubat mempunyai tahapan. Dalam riyawat Imam Ali as yang tertera di Kitab Nahjul Balaghah disebutkan tentang tahap-tahap bertaubat dan syaratnya. Tahap pertama dalam bertaubat adalah menyesali dengan sebenarnya atas dosa yang telah dilakukan. Rasulullah Saw bersabda, "Penyesalan adalah penebus dosa." Jelas bahwa ketika seseorang bertaubat dan menyesali perbuatan dosanya, maka dalam dirinya akan terjadi sebuah revolusi batindan bergerak menuju jalan kembali. Taubat yang sejati adalah ketika seseorang mengingat pekerjaan buruknya itu ia akan merasa sedih dan menyesalinya.

Tahap kedua adalah orang yang bertaubat itu harus memutuskan untuk tidak melakukan dan mengulangi perbuatan-perbuatan dosanya. Penyesalan sejati seseorang adalah ketika ia berjanji untuk tidak melakukan perbuatan dosanya di masa lalu. Langkah selanjutnyadalam bertaubatadalah mengkompensasi kerugian dan akibat dari perbuatan dosanya. Jika perbuatan buruk seseorang telah merugikan masyarakat, misalnya merugikan harta, nyawa dan martabat seseorang atau melanggar hak-hak orang lain maka ia harus mengembalikan dan menggantinya.

Hal tersebut sama seperti orang yang telah meninggalkan hal-hal yang wajib dalam syariatnya maka ia harus melaksanakannyadi lain waktu. Singkatnya, orang yang bertaubat harus semaksimal mungkin menggantikan kerugian-kerugian akibat kesalahannya di masa lalu. Jika perbuatan buruknya di masa lalu menimbulkan dampak buruk di masyarakat, ia harus berusaha untuk menghilangkan dampak tersebut. Selain itu, ia harus membersihkan fisik dan jiwanya dengan beribadah dan meningkatkan takwa kepada Allah Swt.

Sebagian orang mengira bahwa taubat hanya sekedar meminta ampunan dari Tuhan dan tidak diperlukan untuk meninggalkan dosa serta mengganti akibat-akibat yang ditimbulkandari perbuatan dosa mereka. Mereka mengira taubat hanya sekedar menyesali perbuatan dosa mereka dan hal itu sudah cukup. Padahal taubat sejati adalah tidak ingin mengulang kembali perbuatan dosanya danbertekad untukmenjadi hamba yang layak di sisi Allah Swt.  

***

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar