Minggu, 22 Mei 2016

Taubat, Jalan Manusia untuk Kembali (3)

http://purwoudiutomo.com/wp-content/uploads/2012/02/syukur.jpg

***

Al-Quranul Karim telah menjelaskan tentang taubat sejati atau disebut dengan "Taubatan Nasuha." Dalam Surat at-Tahrim Ayat 8, Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kalian akan menutupi kesalahan-kesalahan kalian, dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dia; sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka. Mereka berkata:Ya Rabb kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Dengan demikian, orang yang bertaubat seperti orang yang terlahir kembali. Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang bertaubat dari dosanya maka ia seperti tidak melakukan dosa. Ia seperti orang yang baru lahir dari ibunya." Taubat akan mengosongkan jiwa orang yang bertaubat dari tekanan dosa dan mengembalikan kesucian yang dimilikinya ketika lahir sehingga penyesalan tersebut akan menimbulkan ketenangan dalam jiwanya. Ketika ketenangan jiwa telah ada dalam dirimanusiamaka ia akan menemukan kesuksesan besar dalam hidupnya.

Mungkin saja ada orang yang bertaubat dari perbuatan dosanya dan dalam waktu tertentu ia tidak melakukan dosa tersebut hingga pada akhirnya ia kembali melakukan dosa itu lagi, namun jika orang itu tidak berputus asa atas rahmat Allah Swt maka ia akan bertaubat lagi. Mungkin orang itu kelak akan berulang kali berbuat dosa dan berulang kali pula bertaubat, namun pada akhirnya ia benar-benar bertaubat dengan taubatanNasuha.

Di sisi lain, mungkin saja ada seseorang yang telah melakukan dosa namun sayangnya ia juga putus asa darirahmat Allah Swt dan tidak berpikir untuk kembali ke jalan yang benar. Akhirnya orang tersebut akan terus terjerumus ke dalam dosanya dan bahkan melakukan dosa yang lebih besar karena mengikuti bisikan-bisikan setan.

Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran dalam bukunyaberjudul"40 Hadist" menulis, "Wahai saudaraku, jangan sampaisetan dan nafsu amarah masuk dalam dirimu, membisikkan dan membesarkan masalah dosa, dan mencegahmu untuk bertaubat ? ketahuilah bahwa dalam hal ini seberapapun ukurannya walaupun sedikit, bertaubat adalah lebih baik. "

Dalam agama Samawi khususnya Islam terdapat ajaran dan perintah untuk meninggalkan dosa. Islam menasihatkan manusia untuk menjaga perkataan dan perbuatannya. Manusia harus memerangi pikiran untuk melakukan dosa, sebab, pikiran buruk akan mendorong perbuatan dan perilaku dosa. Imam Ali as berkata, "Orang yang banyak berpikir untuk melakukan dosamaka iaakan terseret untuk melakukannya."

Berpikir untuk melakukan dosa juga dilarang dalam agama Kristen. Nabi Isa as berkata, "Musa telah melarang kalian berbuat dosa dan aku melarang kalian untuk berpikir melakukan dosa." Dengan demikian, taubat dan menjauhi dosa akan mengantarkan manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
 
Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar